Tiba-tiba angin kerinduan berhembus ke arah malam perjamuan rasa itu; dimana wajah kegelapan seketika memudar dalam cahaya lilin yang terulur dari tangan kasihmu. Dan bintangpun serempak berpindah ke langit hatiku, berpendar pijarnya seirama nadanada doa yang menghambur di angkasa biru. Lalu kita bersama merajut kabutkabut yang tercecer di bentangan jarak menjadi jembatan kepercayaan sebagai penghubung hati kita dalam perjalanan menanti pagi untuk memanen embun sebagai pembasuh dahaga kembara langkah kita.
Dan hembus angin kerinduan, terus membawa arahnya kesana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar